Rabu, 11 Januari 2012

LOOKING FOR ALTERNATIVE MODELS IN REFERENCE TO JAPANESE EDUCATIONAL EXPERIENCES

By: Dr. Marsigit, M.A.
Reviewed by: Siti Nurchoiriyah

Saat ini studi tentang matematika dan ilmu pendidikan di Indonesia memiliki indikasi bahwa prestasi anak dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Matematika sangat rendah, seperti ditunjukkan oleh hasil Ujian Nasional (EBTANAS) tahun ke tahun baik di Sekolah Dasar dan Menengah. Penguasaan anak-anak di Matematika dan konsep serta ketrampilan Ilmu Pengetahuan masih rendah. Fakta ini mungkin sebagai hasil dari: (a) kekurangan kegiatan laboratorium, (b) kurangnya guru yang memiliki ilmu yang menguasai keterampilan pendekatan proses, (c) isi kurikulum pada Matematika dan Ilmu Pengetahuan terlalu padat, (d) waktu yang banyak yang digunakan sebagai syarat administrasi untuk menjadi guru; (e) kurangnya peralatan laboratorium dan sumber daya laboratorium manusia, (f) ketidakcocokan antara pendidikan tujuan, kurikulum, dan sistem evaluasi.
Kerja sama JICA dan Proyek Pengembangan Ilmu dan Pendidikan Pengajaran Matematika di Indonesia (IMSTEP) telah berlagsung sejak sejak 1 Oktober 1998. Untuk yang pertama, selama empat tahun di sana telah banyak kegiatan yang dilakukan di tiga universitas (Universitas Pendidikan Indonesia-UPI, Universitas Negeri Yogyakarta-UNY dan Universitas Negeri Malang-UM). Kegiatan-kegiatan tersebut banyak dilakukan untuk memperkuat guru saat sebelum dan pada saat melakukan training. Diharapkan bahwa beberapa kegiatan IMSTEP JICA dilakukan untuk meningkatkan kegiatan praktek di sekolah. Dua kegiatan termasuk dalam Proyek Matriks Rancangan direvisi "untuk melakukan uji coba untuk meningkatkan matematika dan ilmu pendidikan di sekolah dasar / sekunder" (UU 19/01) dan "bertukar pengalaman di kurikulum dan pelaksanaannya dengan sekolah-sekolah dan dalam layanan lembaga pelatihan guru ". (UU 20/01). Kedua kegiatan yang ditambahkan untuk mengakomodasi harapan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa hasil dari proyek harus memiliki efek langsung ke sekolah.
Poin-poin yang baik dari pendidikan Jepang yang dapat menjadi referensi meliputi: (a) rata-rata kemampuan dan kualitas guru kelas relatif tinggi, (b) desain kelas yang tepat untuk mengajar, (c) lingkungan pendidikan, kondisi pendidikan dan seterusnya adalah homogen untuk seluruh negeri, (d) guru rajin, (e) prinsip kesetaraan, (f) guru memiliki tanggung jawab yang kuat, (g) pengobatan guru relatif baik, dan (h) guru sekolah umum harus pindah ke sekolah lain dalam beberapa tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar