Hedonisme
muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat
"apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?" Hal ini diawali dengan Sokrates yang
menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia. Lalu Aristippos
dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa
yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Aristippos memaparkan
bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak
mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi. Pandangan tentang
'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain bernama Epikuros (341-270 SM). Menurutnya, tindakan manusia yang mencari
kesenangan adalah kodrat alamiah. Meskipun demikian, hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakup
kesenangan badani saja seperti Kaum
Aristippos, melainkan kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari
keresahan.
Hedonisme
adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi
adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang,
pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan
bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali,
sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam
lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi
memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham inilah
muncul Nudisme (gaya hidup
bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan,"Bergembiralah engkau
hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati".
Gejala hedonisme diantaranya adalah
rasa gengsi tinggi yang diperoleh dari menonjolkan merek-merek terkenal dan
mahal, atau simbol-simbol kemewahan lainnya adalah merupakan gejala umum
sekarang ini. Lihat saja di kota-kota besar saat ini semakin banyak bermunculan
butik-butik atau toko-toko pakaian dan perlengkapan lainnya yang merupakan
barang impor dan bermerek dengan harga yang, wow, membuat jantung saya berdegup
kencang, dimana harga selembar baju kaos (T Shirt) dengan tulisan seadanya
"cuma" sebesar Rp. 250.000,-. Berdegup kencang bukan hanya karena
kaget melihat harga yang fantastis tapi juga deg-degan didekati si pelayan
toko, karena takut dan malu kalau ditanya, "Ada yang bisa dibantu, Pak
?" Dan saya hanya bisa menjawab, "Ngga, lihat-lihat saja."
Melihat harga-harga fantastis dari
toko-toko yang biasanya menambahkan nama surf pada nama tokonya tersebut, maka
menjadi maklumlah saya kenapa orang-orang menjadi begitu bangga walaupun hanya
membawa kantong kreseknya kemana-mana. Dan akhirnya saya pun bisa maklum kenapa
teman saya bergitu bangganya membawa tas kulit bulukannya ke mana-mana.
Kalimat ini saya Copy Paste dari
tulisan Pak Anwariansyah dalam judulnya " Kantong Kresek Bermerek Memang
Lebih Srek" dan saya tergelitik untuk menulis sesuatu tentang HEDONISME
yang berasal dari bahasa Yunani Hedone yang berarti kesenangan atau kenikmatan.
Pengajaran atau konsep moral dari
Hedonisme adalah menyamakan kebaikan dengan kesenangan.Jadi semua kesenangan
dan kenikmatan secara fisik selalu membawa kebaikan.
Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau
mereka yang siap mengikutinya bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan
dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang paling hakiki bagi manusia.
Pandangan hidup seperti inilah yang sekarang ini
banyak dan hampir semua umat manusia meng-amininya dan menjadikannya sebagai
tolok ukur dalam gaya hidup.
Contoh yang paling nampak dan ada pada keseharian
kita, yaitu iklan-iklan yang membombardir dengan kalimat-kalimat yang
kadangkala sangat tidak masuk di akal seperti : " Anda ingin kaya dalam
waktu singkat.....ikutilah seminar kami.. dan..bla..bla..bla....!!!!!!" .
Dalam pengejaran dan pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan, hal-hal yang
menjadi "etika" selalu diterjang. Contoh yang paling anyar, yaitu
tetangkapnya anggota DPR oleh KPK di Hotel Ritz Carlton. Mengapa hal tersebut
dapat terjadi..???, sudah lemahkah pagar iman dan agama ??????
Teori ini juga cenderung mengajarkan, bahwa untuk
mendapat kesenangan dan kenikmatan dan kebahagiaan, tidak perlu menunggu di
surga, karena pada dasarnya, mereka tidak mempercayai adanya kebahagiaan di
surga, dan kalimat yang sering diucapkan oleh para hedonis:" kita tidak
perlu pergi kesurga untuk mengalami kebahagiaan, karena di dunia ini,
kenikmatan dan kebahagiaan serta kesenangan telah tersedia dan dapat kita
miliki !!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar